BAGAIMANA VIRUS ZIKA MENYERANG MANUSIA ?
Virus Zika pertama kali diidentifikasi pada tahun 1947 di negara Uganda. Temuan pertama kali dari kasus Virus Zika didapatkan dari kasus demam yang muncul pada kera asli endemik Uganda. Kemudian virus ini menjangkiti manusia dan pernah menyerang sejumlah populasi manusia di kawasan Afrika secara meluas pada tahun 1954.
Kasus pertama di luar Afrika terjadi di Yap Island, sebuah pulau di kawasan Mikronesia pada tahun 2007. Semenjak itu, kasus virus Zika beberapa kali muncul dalam frekuensi tang tidak kuat di kawasan Pasifik. Di Asia Tenggara sendiri, kasus ini masih terbilang sangat langka. Virus Zika pertama kali ditemukan di kawasan Indocina pada awal Juni 2015 berdasarkan data WHO.
GEJALA INFEKSI VIRUS ZIKA
Beberapa pakar melihat adanya banyak kesamaan gejala antara demam berdarah dengan demam akibat Virus Zika. Keduanya sama-sama diawali dengan deman yang naik turun serta rasa linu hebat pada persendian dan tulang. Kadang juga disertai mual, pusing, rasa tidak nyaman di perut dan disertai rasa lemah dan lesu yang hebat.
Beberapa kesamaan gejala awal tersebut tersebut membuat penyakit ini diidentifikasi secara keliru dengan penyakit demam berdarah. Namun sebenarnya terdapat beberapa gejala khas yang bisa membedakan keluhan infeksi Virus Zika dengan penyakit demam berdarah. Beberapa tanda khusus tersebut antara lain :
- Demam cenderung tidak terlalu tinggi, kadang maksimal hanya pada suhu 38 derajat celcius. Cenderung naik turun sebagaimana gejala demam berdarah, tetapi tidak terlalu tinggi.
- Muncul beberapa ruam pada kulit yang melebar dengan benjilan tipis yang timbul. Kadang ruam meluas dan membentuk semacam ruam merah tua dan kecoklatan yang mendatar dan menonjol.
- Muncul rasa nyeri pada sendi dan otot, kadang disertai lebam dan bengkak pada sendi dan otot seperti terbentur dan keseleo ringan.
- Kerap muncul keluhan infeksi mata menyerupai konjungtivitas dengan mata kemerahan. Kadang warna sangat kuat pada bagian dalam kelopak sebagai tanda munculnya ruam pada bagian dalam kelopak mata.
Sejauh ini tidak ada kasus kematian yang muncul karena infeksi Virus Zika. Penyakit yang masih dalam riset ini, tidak menandakan sebagai penyakit berbahaya ecuali adanya masalah gangguan sendi, sakit kepala hebat, dan ruam yang membuat kulit terasa kurang nyaman dan gatal.
PENULARAN DAN PENYEBARAN VIRUS ZIKA
Virus Zika adalah virus yang proses penularannya melalui media nyamuk Aedes Aegypti, yang masih satu family dengan nyamuk yang menularkan virus demam berdarah, dan demam cikungunya.
Beberapa riset mengembangkan kecurigaan adanya kemungkinanp enyebaran virus ini di luar media nyamuk seperti melalui proses transfusi darah dan hubungan seks. Meski dugaan ini belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Virus ini memerlukan masa inkubasi 3 hari sebelum menyerang tubuh, dan biasanya sembuh dengan sendirinya. Penanganan paling efektif adalah dengan meningkatkan asupan vitamin C, vitamin E, vitamin B dan Vitamin A dalam tubuh untuk memicu imunitas alami terhadap Virus Zika. Dalam kondisi tubuh yang baik, infeksi akibat Virus Zika dapat pulih dalam tempo 7 sampai 12 hari.
BAHAYA VIRUS ZIKA TERHADAP JANIN BAYI PADA IBU HAMIL
DI Brazil, virus Zika telah menjangkiti sekitar 500.000 penduduk pada pertengahan 2015, dan berkembang menjadi 1,5 juta penduduk. Saat ini pihak otoritas setempat tengah melakukan penyelidikan terhadap hubungan antara penyebaran Virus Zika dengan meningkatnya bayi yang lahir dengan Microcephaly. Berdasarkan laporan The Wall Street Journal, antara tahun 2010 hingga 2014, Brasil memiliki rata-rata 156 bayi yang lahir dengan microcephaly setiap tahun. Tapi pada tahun 2015, lebih dari 3.000 bayi lahir dengan kondisi tersebut. Microcephaly adalah suatu kondisi di mana otak janin tidak tumbuh ke ukuran penuh dan menyebabkan bayi lahir dengan kepala abnormal berukuran kecil.
Dr. Anna Durbin, seorang vaccinologist dan ahli dalam demam berdarah dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, memuji Brasil untuk penyelidikan kuat mereka ke masalah ini, tetapi bila mengikuti perspektif WHO, masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa virus Zika menyebabkan cacat lahir.
Namun, tidak ada salahnya untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperhatikan kebersihan lingkungan agar kita terhindar virus ini.